Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada di jalanan
atau di tempat-tempat umum. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di
jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya
tinggi.
Setidaknya ada 3 tipe anak jalanan, yaitu: 1). anak yang tinggal / hidup di jalanan; 2).anak yang bekerja (berjualan) di jalanan; dan 3). anak yang bermain-main di jalan. Uang yang mereka dapatkan dari hasil meminta-minta, berjualan atau mengamen biasanya digunakan untuk membantu perekonomian keluarga. Anak jalanan umumnya kurang betah berada di rumah mereka sendiri karena berbagai macam sebab, antara lain karena keadaan keluarga yang kurang harmonis atau karena lingkungan perumahan yang kumuh. Selain itu, salah satu faktor mengapa mereka menghabiskan hari-hari mereka di jalan adalah rendahnya pendidikan orang tua mereka yang menyebabkan ketidaktahuan mereka atas peran dan fungsi orang tua maupun hak-hak anak.
Setidaknya ada 3 tipe anak jalanan, yaitu: 1). anak yang tinggal / hidup di jalanan; 2).anak yang bekerja (berjualan) di jalanan; dan 3). anak yang bermain-main di jalan. Uang yang mereka dapatkan dari hasil meminta-minta, berjualan atau mengamen biasanya digunakan untuk membantu perekonomian keluarga. Anak jalanan umumnya kurang betah berada di rumah mereka sendiri karena berbagai macam sebab, antara lain karena keadaan keluarga yang kurang harmonis atau karena lingkungan perumahan yang kumuh. Selain itu, salah satu faktor mengapa mereka menghabiskan hari-hari mereka di jalan adalah rendahnya pendidikan orang tua mereka yang menyebabkan ketidaktahuan mereka atas peran dan fungsi orang tua maupun hak-hak anak.
Kehidupan anak
jalanan di manapun menggambarkan situasi buruk yang harus dihadapi anak
jalanan. Berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi hingga penghilangan nyawa
secara paksa menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Stigmatisasi
publik menyebabkan mereka terisolasi atau mengisolasi diri Pemerintah yang
seharusnya berkewajiban memberikan perlindungan hukum justru meletakkan
kegiatan anak jalanan sebagai kegiatan yang melanggar hukum. Julukan “sampah
masyarakat” diberikan kebanyakan orang kepada anak jalanan yang sering ditemui
diperempatan lampu merah, pinggir jalan atau tempat lainnya yang sering disebut
dengan tempat mangkal.
Keberadaan mereka
kadang dirasakan mengaggu bagi sebagian orang. Bahkan mereka sering dihubungkan
dengan kriminalitas. Keseluruhan situasi yang dihadapi berakibat terhambatnya
perkembangan kapasitas anak baik secara fisik, mental, dan sosial. Berdasarkan
situasi yang dialami anak jalanan, UNICEF mengelompokkan anak jalanan ke dalam
kelompok anak yang mengalami situasi sulit atau anak yang membutuhkan
perlindungan khusus.
Faktor-faktor penyebab anak jalanan yaitu :
1.
Faktor Intern (Faktor dari dalam keluarga)
·
Kekerasan
dalam keluarga, dorongan keluarga, impian kebebasan, ingin memiliki uang sendiri,
pengaruh dari teman. Cara-cara anak jalanan perempuan mempertahankan hidup
seperti membangun solidaritas, melakukan kegiatan ekonomi, memanfaatkan barang
bekas/sisa, melakukan tindakan kriminal, melakukan kegiatan yang rentan
terhadap eksploitasi seksual. Tekanan ekonomi, orangtua memaksa anaknya untuk
menghidupi sendiri dan memenuhi kebutuhan sekolah sendiri.
·
Tekanan
psikologis, beberapa mengalami stres karena kurang kasih sayang, diacuhkan
orang tua dan merasa orang tua mereka terlalu banyak aturan yang menekan
perasaan mereka sama sekali tidak ada kebebasan.
·
Kekerasan fisik, kebanyakan dilakukan oleh bapak
mereka ketika anak melakukan pelanggaran terhadap aturan rumah.
·
Penyalahgunaan
seksual, dialamai oleh salah seorang anak dampingan yang dilakukan oleh kakak
kandung sendiri.
2. Faktor
Eksternal (Faktor dari luar)
·
Pengaruh
teman-teman sekolah yang mulai mengenalkannya dengan diskotik
·
Pengaruh
teman-teman kerja (pabrik, pub, billyard) yang mengenalkan pada kerja tambahan
untuk mendapatkan uang lebih dengan menemani para tamu untuk minum atau
ngedrug.
·
Hubungan
sex pra nikah dengan pacar kemudian putus.
·
Dijebak
baik oleh teman sendiri atau orang yang mengaku sebagai sahabat baru untuk
memakai salah satu jenis drug, kemudian merasa enjoy dan kemudian mereka
terpaksa melacur untuk bisa mendapatkan drug.
Pada keluarga
miskin, ketika kelangsungan hidup keluarga terancam, seluruh anggota keluarga
termasuk anak-anak dikerahkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan
demikian, anak dari keluarga miskin, karena kondisi kemiskinannya, secara umum
menjadi kurang terlindungi sehingga harus menghadapi resiko yang lebih besar
untuk menjadi anak jalanan.
Hanya karena ingin memenuhi kebutuhan
hidup, banyak orang tua yang rela mempekerjakan anak-anaknya. Anak-anak yang
seharusnya bersekolah dan menikmati masa kecilnya dengan bermain, kini harus
turun kejalan menjajahkan koran, meminta-minta di jalan dekat lampu merah dan
menjajahkan jualannya disekolah atau perguruan tinggi dengan berbagai alasan
dan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sering kita lihat
di lampu merah, maupun persimpangan dijadikan objek eksploitasi orangtuanya
untuk mencari rezeki dengan meminta-minta. Padahal anak-anak tersebut, masih bayi, yang masih membutuhkan perhatian dan perawatan
Nasib Anak Jalanan Perempuan
Dari jumlah anak jalanan yang
telah teridentifikasi (sekitar 5 ribu lebih), 10% di antaranya adalah anak
perempuan. Beberapa pengalaman yang ada menyebutkan bahwa resiko bahaya yang
dialami oleh anak-anak jalanan perempuan ini ternyata lebih berat dan
memerlukan perhatian khusus, tidak jarang anak jalanan perempuan yang terlanjur
hamil harus menyambung nyawa karena mereka memilih menyelesaikannya dengan cara
aborsi yang jauh dari kelayakan medis dan cenderung mengabaikan keselamatan
jiwa mereka.
Bagi anak jalanan perempuan,
disamping ia menerima sederet karakter yang diberikan masyarakat juga tidak
bisa melepaskan diri dari statusnya sebagai perempuan. Sebagai gadis jalanan
dengan kodratnya sebagai perempuan (menstruasi, hamil dan melahirkan), ia
sangat rentan dengan tindak kekerasan, perkosaan dan pelecehan seksual.
Pada situasi tertentu anak
jalanan perempuanpun juga rentan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan
HIV/AIDS ataupun penyakit menular lainnya seperti Hepatitis C, TBC dsb. Mengapa
?
Ancaman fisik sering dialami
oleh mereka, misalnya bila setoran kurang tak jarang dijumpai lebam-lebam biru
di tubuh mereka, selain itu perlakuan pelanggan yang tak layak yakni dengan
membawa mereka ke sekadar tempat yang sepi yang agak jauh dari lokasi mereka
mangkal dan ditinggalkan begitu saja setelah dipakai tanpa uang pesangon
apa-apa.
Organ reproduksi anak jalanan
(Anjal) perempuan sering menjadi sasaran kekerasan seksual dan rentan terhadap
penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS, akibat seks bebas yang tidak
aman. Namun hingga sekarang risiko tersebut belum atau bahkan tidak
disadari sama sekali. Hal ini karena
sebagian besar anak jalanan belum tahu, bahkan tidak tahu sama sekali tentang
penyakit yang disebarkan melalui pertukaran cairan tubuh itu. Adapun pelaku
kekerasan seksual biasanya berasal dari kalangan mereka sendiri, yakni anak
jalanan laki-laki yang rata-rata juga tidak memahami risiko dimaksud.
Kenyataan bahwa pada umumnya anak jalanan perempuan
tidak tahu masalah HIV/AIDS sangat memprihatinkan, karena perilaku seks mereka
rentan terhadap penyakit yang belum bisa disembuhkan itu. Hal itu bisa berakibat fatal bagi kesehatan
reproduksi mereka, sebab di dalam komunitas anak jalanan ada kecenderungan kuat
perilaku seks bebas yang tidak aman. Dalam perilaku seks bebas, anak jalanan perempuan kerap ditempatkan pada
posisi tidak berdaya. Selain dilakukan berdasarkan suka sama suka, ada sebagian
anak jalanan perempuan yang ternyata melakukan seks bebas karena paksaan.
Anak jalanan perempuan kiranya
perlu mendapat perhatian yang serius. Ada tiga predikat sekaligus yang mereka sandang; anak, perempuan dan
jalanan. Sebagai anak, mestinya mereka memperoleh ruang dan waktu yang kondusif
untuk perkembangan fisik maupun psikis secara wajar. Anak yang seharusnya
mendapat perlindungan, kini harus bersandar pada dirinya sendiri tanpa ada yang
memberikan perhatian maupun perlindungan. Di rumah mereka harus melindungi diri
dari orang tua dan keluarga, di jalanan harus melindungi diri dari masyarakat
bahkan dari aparat.
Mereka juga harus berjuang
untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, mulai dari makan, minum, istirahat,
bermain, berlindung, hingga pada saat sakit sekalipun. Sebagai perempuan, dari
sisi gender mungkin mereka mampu mengatasinya, namun perbedaan kodratinya
menyebabkan anak jalanan perempuan sangat rentan terhadap kekerasan seksual.
Jalanan bukanlah tempat yang
aman dan nyaman apalagi bagi anak perempuan. Dengan mitos bahwa perempuan -
apalagi anak perempuan - adalah makhluk yang lemah, maka risiko yang paling
banyak mereka terima di jalanan adalah diperas, di-palak, ditodong,
dieksploitasi. Dan sebagai perempuan, risiko pelecehan dan kekerasan seksual
tidak dapat dihindari, karena di kehidupan jalanan tak ubahnya seperti hukum
rimba; yang kuat, dia berkuasa.
Kebutuhan mereka hidup di jalanan bukanlah
pilihan bagi siapapun, tak terkecuali bagi anak perempuan. Sejelek-jelek rumah, ia
masih merupakan tempat yang lebih nyaman. Memang sebagian besar anak
jalanan perempuan masih tinggal bersama orangtua, artinya setiap hari atau
secara berkala pulang ke rumah. Namun "rumah" bagi mereka tidak bisa
dibandingkan dengan rumah seperti yang dipahami orang pada umumnya. Meskipun
mereka punya orang tua - yang berarti punya "rumah", namun bukan
berarti mereka secara otomatis bisa mendapatkan kedamaian keluarga. Rumah bagi
mereka tidak berarti kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi dengan baik. Andai
telah terpenuhi kebutuhannya, tentu mereka tidak akan berkeliaran di jalanan.
Sebab risikonya terlampau berat untuk dipikul oleh seorang anak perempuan
yang sama sekali tidak memperoleh perlindungan dari lingkungan aparat
keamanan.
Ada lima besar kebutuhan anak jalanan perempuan,
yaitu makanan, pakaian, sekolah, rumah dan modal usaha. Terlihat bahwa pilihan kebutuhannya berturut-turut
sejak kebutuhan primer bergerak ke kebutuhan masa depan. Ini hanya bisa
diartikan satu hal: jangankan untuk kebutuhan sandang dan masa depan, untuk
kebutuhan makan dan pakaian saja mereka masih menghadapi persoalan serius.
Persoalannya menjadi lebih krusial karena
kebutuhan-kebutuhan di atas harus mereka usahakan sendiri tanpa bantuan
orang lain. Alih-alih mendapat bantuan, mereka justru menjadi obyek
pemerasan dan pelecehan seksual. Negara tidak mampu menyelesaikan bukan hanya
karena kecilnya anggaran untuk mereka, tapi juga karena penyelesaiannya tidak
menyentuh persoalan paling mendasar dari kebutuhan mereka. Sehingga anak
jalanan terus bertambah, termasuk anak jalanan perempuan.
Anak jalanan perempuan juga harus
menerima diskriminasi dan penolakan dari kehidupan masyarakat. Merespon permasalahan tersebut diatas,
bukanlah kerja mudah yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Karena bukan saja melibatkan anak jalanan sendiri tetapi melibatkan keterbukaan
masyarakat pada umumnya. Biasanya ketika mendengar kata "anak
jalanan" masyarakat pada umumnya sudah membawa seperangkat asumsi yang
negatif dengan mereka. Sehingga untuk membuka rumah terbuka sebagai tempat
singgah bagi gadis-gadis jalanan harus berhadapan dengan sejumlah alasan untuk
menolak kehadiran gadis-gadis jalanan di tengah-tengah komunitas mereka. Bila
demikian, kemudian dimana mereka bisa diterima? Karena jalanan juga sarat
dengan segudang kekerasan. garukan dari pihak keamanan dengan alasan stabilitas
ataupun kebersihan kota ternyata tidak menyelesaikan. Tipuan-tipuan yang
mengatas namakan pihak keamanan memaksa mereka menerima pukulan-pukulan atau
penganiayaan.
@@@@
maaf sebelumnya'ini aq cuma mau cerita2 sedikit masalah pribadi aq yang skrn udah lumayan sukses berkat dibantu atas nama mbah sangrego dgn no.beliau 082384038889,awal aq takut hubungi beliau tapi aq beranikan diri telpon dia dan degar arahan beliau,berkat petunjuk beliau ini usaha aq sukses,ini kami tak sombong cuma mau memperkenalkan mbah kepada anda yang lagi kesusahan memikirkan jalan keluar permasalahanya,bagi anda minat silakan aja berurusan degan beliau.terima kasih
BalasHapus